Langkah The Fed Naikkan Suku Bunga Bakal Jadi Blunder?
Setelah berminggu-minggu gejolak pasar dan kritik pedas dari Presiden Donald Trump untuk Federal Reserve untuk berhenti menaikkan suku bunga, bank sentral AS malah melakukannya lagi, dan terjebak oleh rencana untuk terus menarik sumbangan dari ekonomi yang dianggapnya kuat.
Saham AS dan imbal hasil obligasi jatuh dengan keras. Dengan Fed pertanda kenaikan suku bunga "bertahap" dan tidak ada pemutusan memotong portofolio obligasi besar-besaran, para pedagang cemas bahwa para pembuat kebijakan sanggup menghambat pertumbuhan ekonomi.
"Mungkin mereka telah melaksanakan kesalahan dalam kebijakan," tutur Fritz Folts, kepala taktik investasi di 3Edge Asset Management, ibarat dikutip dari Reuters, Kamis (20/12/2018).
Suku bunga berjangka menawarkan pedagang dikala ini bertaruh kalau the Fed tidak akan menaikkan suku bunga sama sekali pada tahun depan.
Tingkat kenaikan Rabu (20/12/2018), yang keempat tahun ini, mendorong suku bunga pinjaman utama bank sentral menjadi kisaran 2,25 persen sampai 2,50 persen.
Dalam konferensi pers sesudah rilis pernyataan kebijakan, Chairman Fed Jerome Powell, menyampaikan bank sentral akan terus memangkas neraca keuangannya sebesar $50 miliar setiap bulan, dan membiarkan terbuka kemungkinan bahwa data yang berpengaruh terus sanggup memaksa untuk kenaikan suku ke titik di mana mereka mulai mengerem momentum ekonomi.
Powell tidak tunduk pada apa yang disebut baru-baru ini "pelunakan" dalam pertumbuhan global, kondisi keuangan yang lebih ketat, dan impian ekonomi AS akan melambat tahun depan, dan menyampaikan bahwa dengan inflasi diperkirakan akan tetap menjadi sentuhan di bawah sasaran 2 persen oleh The Fed tahun depan.
Pesan lain yang terperinci dalam pernyataan yang dikeluarkan sesudah pertemuan kebijakan terakhir the Fed tahun ini serta dalam komentar Powell ialah perekonomian AS terus berkinerja baik dan tidak lagi membutuhkan sumbangan The Fed baik melalui suku bunga yang lebih rendah dari normal atau oleh mempertahankan neraca besar-besaran.
"Kebijakan tidak perlu akomodatif," pungkasnya.